Kehidupan Setelah Kehidupan

Kata Alkitab / 21 November 2005

Kalangan Sendiri

Kehidupan Setelah Kehidupan

Admin Spiritual Official Writer
8507

Adakah kehidupan setelah kematian?

Sepanjang sejarah, manusia dari semua bangsa dan budaya telah bersekongkol dengan gagasan ini. Kitab Suci Yahudi, Taurat, punya sikap yang hebat tentang kehidupan, kebangkitan dan kekekalan. Dari sebagian kehidupan saya, saya percaya sekali seorang meninggal, maka hanya itulah hidup - berada dua meter dibawah tanah dan berdiam tanpa eksistensi.

Kini saya tahu tentang Penulis kehidupan. Kini saya tahu setiap dari kita akan melanjutkan kehidupan yang kekal.

"ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kejadian 2:7)

Kehidupan secara alami berasal dari Allah. Pencipta alam semesta melalui Kasih dan anugerahNya, memberikan kehidupan pada kita. Kehidupan secara fisik bukanlah sesuatu yang kita minta, namun lebih merupakan sesuatu yang kita terima tanpa meminta. Bahkan seorang sahabat Ayub mengatakan :

Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup. (Ayub 33:4)

Jika kehidupan fisik semuanya kita miliki, kita dapat sekali mengabaikan spekulasi adanya kehidupan setelah kematian, bertanggung jawab terhadap keluarga kita atau butuh ketaatan pada Tuhan. Setiap orang yang besar dalam Tuhan telah mengetahui hal ini, bahwa ada kehidupan setelah kehidupan, satu kekekalan dibalik sesuatu yang sementara. Yeremia tahu tentang hal ini.

"Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan hidupku." (Ratapan 3:58)

Yesaya tahu tentang hal ini
Sedangkan Israel diselamatkan oleh TUHAN dengan keselamatan yang selama-lamanya; kamu tidak akan mendapat malu dan tidak akan kena noda sampai selamanya dan seterusnya." (Yesaya 45:17)

Apakah yang dilakukan nabi besar Yahudi mengandung arti ketika mereka memakai kata "penebusan" atau "penyelamatan?". Melalui definisi itu pastilah ada seorang Penebus atau Penyelamat yang punya tujuan agar kita menerima penebusan atau penyelamatan.

Hal ini, pada kenyataannya, merupakan harapan besar bangsa Israel : bahwa mesias akan datang sebagai seorang penyelamat dan penebus - seorang mesias yang akan mengijinkan kita untuk mengganti segala hal kehidupan fisik yang sementara untuk sesuatu yang bersifat kekal.

"Penebus yang dijanjikan akan membawa dunia nyata - untuk tujuan mengakhiri dan menobatkan bumi dimana kebenaran akan memimpin eksistensi spiritual yang murni yang bebas dari belenggu kedagingan"

Menurut buku Everyman's Talmud, halaman 364 :
Sepanjang Taurat kita mendapati bukti bahwa paling tidak beberapa orang, yang telah meninggal, kembali bangkit dan hidup melalui kuasa Tuhan. Dapatkah Abraham memiliki pikiran ini ketika dia harus mempersembahkan anaknya Ishak diatas gunung?. Dia bahkan mengatakan pada bujangnya yang bersama dengannya :

Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." (Kejadian 22:5)

Abraham tahu bahwa bangsa yang besar akan tampil melalui keturunan Ishak. Dia tahu dia harus mempersembahkan Ishak. Bagaimana hal ini bisa masuk akal kecuali, pada kenyataannya, seseorang dapat bangkit kembali dari kematiannya?. Iman Abraham menuntun dia untuk mendeklarasi pernyataan : ,"...sesudah itu kami akan kembali kepadamu".

Bukti yang semakin kuat telah diberikan. Pernahkah anda mempertimbangkan mujizat yang terjadi melalui kehidupan Elisa? Bukan mitos Yahudi, namun sejarah Yahudi yang secara baik dituliskan pada kita sebagai cerminan kembali.

Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan terbaring di atas tempat tidurnya. Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu, sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia kepada TUHAN.
Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali. (2Raja-raja 4:32,33,35)


Bahkan Elisa yang telah mati masih memberikan pengaruh pada orang mati lainnya - membawa kehidupan pada seorang yang telah menjadi mayat.

Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada
tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri. (2 Raja-raja 13:21)


Orang-orang dalam Alkitab berkali-kali diyakinkan - bahwa ketika Nabi Tuhan bicara, apa yang dia katakan akan datang menjadi kenyataan. Jika seorang pria mengatakan dia berbicara atas nama Tuhan, dan apa yang dia katakan tidak menjadi kenyataan, maka dia bisa dinyatakan sebagai belut licin dan seorang fatalistik, pembuat hal fatal.

Nabi Daniel mengatakan sesuatu tentang akhir sejarah/ akahir jaman seperti yang kita ketahui dan apa yang akan terjadi pada mereka yang telah meninggal. Mari lihat dalam kitab Daniel :

Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. (Daniel 12:2-3)
.

Mungkin anda pernah mendengar diskusi tentang kehidupan kekal, tanpa mempertimbangkan bahwa disana juga ada bentuk kematian yang kekal. Anda berumur 70 atau 18 tahun di dunia ini tidak berarti apa-apa dibandingkan hari esok yang tiada berakhir. Inilah waktunya untuk menggambarkan bagaimana seseorang dapat memilih kehidupan dan menolak kematian dan selamanya berada di Surga bersama Abraham, Ishak, Yakub dan anak-anak Tuhan lainnya.

Tiba waktunya, sekitar 2000 tahun lalu, ketika seorang tukang kayu dari Nazareth - Galilea di Israel membuat sejumlah pernyataan luar biasa tentang kehidupan dan kebangkitan. Pada waktu itu, bangsa Yahudi terpecah belah tentang hal ini, dimana orang Farisi percaya tentang kebangkitan orang mati sementara orang Saduki menolak hal itu. Kelompok yang belakangan mempertanyakan pada seorang asal Nazareth, seorang yang dipanggil dengan nama Yesus. Atas isu ini, Tuhan memberi respon :

"Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." (Lukas 20:37-38)

Ya, Dia adalah Tuhan mereka yang hidup, Tuhan yang bisa membawa kita dari kematian pada kehidupan. Yesus tidak hanya mengkonfirmasi tentang kebangkitan mereka yang mati melalui kata-kata, namun juga dalam tindakan. Dia meletakkan mujizat melalui ucapan mulutNya. Bertentangan dengan kepercayaan populer saat ini, Yesus tidak hanya mengklaim untuk menjadi nabi dengan kebesaran batin dan belas kasihan; lebih dari itu, Dia mengkliam diriNya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup, dan Dia membuktikan hal itu.

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. (Matius 9:18,23-25)
.

Amat beralasan untuk mengasumsikan bahwa ketika pertama kali mayat perempuan didorong masuk ke rumah yang penuh kerabat dan teman-teman, mereka berhenti menertawai Yesus. Di pasal tujuh kitab Lukas, Yesus menyentuh seorang pria yang telah mati dan dia bangkit kembali. Di pasal sebelas kitab Yohanes, satu desa menyaksikan kebangkitan Lazarus, seorang yang telah empat hari mati sebelum kehidupannya kembali lagi dalam dirinya.

Mujizat terakkhir ini terjadi setelah saudara perempuan lelaki itu menyatakan kekecewaannya pada Yesus, karena Dia tidak berada di sana ketika saudara laki-lakinya meninggal. Harapan mereka bagi kebangkitan Lazarus hanya "pada hari terakhir" seperti yang kiba baca dalam kitab Daniel pasal 12.

Lalu Yesus melakukan sesuatu dan mengklaim sesuatu yang tidak pernah dilakukan orang dalam sejarah. Dia tidak mengklaim seperti "dewa" atau "allah" lain yang mengklaim sebagai "penunjuk jalan". Dia tidak memberikan dukungan bagi Martha, saudari Lazarus untuk kembali dalam kehidupan lain sebagai bentuk kehidupan yang lebih tinggi atau mencoba melakukan apa seperti banyak mitzah lakukan sebagai kemungkinan untuk mangumpulkan pahala untuk masuk surga. Tidak. Dia menatap lurus padanya dan mengatakan :

Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati..." (Yohanes 11:25)

Injil mengisahkan hubungan antara kematian dan kebangkitan Yesus dari Nazaret - satu kebangkitan yang mengubah ketakutan pengikutNya yang bersembunyi dibalik pintu yang terkunci menjadi inti iman yang dinamis yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

Tidak seperti kebangkitan lainnya dimana seorang dapat hidup kembali hanya untuk mati kembali, kebangkitan Yesus berifat permanen. Dia menaklukkan kematian tidak hanya bagi dirinya, namun bagi setiap orang yang bersedia datag padaNya.

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Yohanes 10:27-28)

Segera setelah Yesus berada di dunia ini, ribuan pengikut Yahudi menerima Dia sebagai Mesias mereka. Lainnya memilih mengingkari suara sang Gembala. Moses Maimonides hidup antara tahun 1135-1204 dan menyatakan dalam 15 artikel imannya :

Saya benar-benar percaya akan ada kebangkitan orang mati pada waktu yang menjadi perkenanan Sang Pencipta, diberkati dan ditinggikan namaNya untuk selama-lamanya"

Kami orang Yahudi yang datang untuk mengetahui dan menerima Yesus sebagai Mesias perjanjian tidak lagi memiliki ketakutan akan kematian, namun lebih pada sukacita akan adanya kebangkitan. Melalui kematianNya sebagai domba yang Disembelih, Dia telah menawarkan pada kita kehidupan - kehidupan yang kekal.

Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (Roma 6:5)

Setiap kita membuat pilihan individual untuk mencari Tuhan dan menemukan Tuhan; untuk dipenuhi dengan damaiNya, sukacita dan kesadaran tentang siapa Dia, siapa diri kita dan apa arti menjadi anakNya.

Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau
maupun keturunanmu. (Ulangan 30:19)


Kami berdoa agar anda benar-benar melihat dan menemukan, bahwa anda akan benar-benar menerima kekekalan anda yang spesial yang dimulai dari momen ketika anda menyadari satu kebangkitan hidup. Bukanlah satu fakta sejarah namun sebuah janji untuk saat ini. Untuk anda, selamanya.

Sumber : Sumber: Robert A. Friedman - CBN
Halaman :
1

Ikuti Kami